Saat itu hari jum’at sore, karena hari sabtu dan minggu kuliah libur dan kebetulan sudah kangen sama rumah karena satu bulan lebih belum pulang, akhirnya kuputuskan untuk pulang kerumah. Jam masih menunjukkan pukul 2 siang, tapi aku harus segera bergegas untuk mencari lyn P, maklum takut kesorean.
Seperti biasa aku nunggu lyn di depan pintu masuk gebang sebelahnya bundaran ITS, sesampai dapat lyn harus sabar dulu nunggu lyn yang masih nge-temp biasanya baru berangkat setelah ada lyn yang datang di belakangnya. Sambil melihat di jam di HP (takut kesorean), akhrinya berangkat juga lyn nya.
Di dekat pintu ada stiker pengumuman kalo tidak salah tulisannya seperti ini ” Waspada pada copet! ciri-cirinya ada pura – pura yang muntah, ada pura – pura yang jatuhin koin ” eh tulisannya bukan kaya gitu tapi intinya seperti itu, jadi teringat pengalaman temanku Agus juga anak Teknik Sipil 04, ceritanya dia habis pulang dari Gresik dan mau balik ke Surabaya, di dalam Lyn yang sedang dia tumpangi ada bebera orang yang mencurigakan, menurut Agus, keanehan sudah terasa saat beberapa orang naik hanya dalam jarak beberapa meter saja.
Kemudian gerombolan copet itu memulai aksinya dengan cara salah seorang diantara mereka muntah – muntah dengan tujuan membuat panik suasana, teman satunya berpura-pura bingung dan saat orang – orang panik anggota ketiga mulai beraksi, pada saat kejadian Agus merasa dipepet – pepet namun dia tidak tau kalo hp M-55 sudah raib diambil pencopet tak lama kemudian tiga orang tadi turun bareng – bareng dan setelah beberapa saat, Agus baru sadar klo hp nya telah tidak ada, hal ini dibenarkan sama ibu – ibu yang juga naik lyn itu, ibu itu tahu klo orang – orang tadi telah mengabil hpnya agus tapi ibu itu tidak berani bilang karena takut, sebenarnya bukan ibu itu aja yang tau tapi beberapa orang yang naik lyn juga tau tapi mereka tidak berani ngomong.
Ya belajar dari pengalaman agus itulah aku selalu waspada saat naik lyn. Aku turun di jembatan Wonokromo untuk melanjutkan perjalanan menuju terminal Bungurasih dengan naik bus kota dan sampailah di Terminal Bungurasih. Seperti sebelumnya, kita harus selalu waspada di tempat umum, pengalaman kurang menyenangkan pernah dialami temen satu kost ku Farid di terminal Bungurasih.
Waktu itu mau pulang dengan naik bus di terminal Bungurasih, saat tiba disana jam sudah sore dan hari itu klo nggak salah hari kamis sehingga terminal tidak seramai seperti hari jum’at dan sabtu. Kejadiannya gini, saat diberjalan di terminal kedatangan bus antar kota ada seseorang yang berpura-pura menjadi calo dengan menanyai tujuannya kemana.
Dengan sedikit memaksa orang itu menarik farid untuk mencari bus lewat pintu samping bukan lewat pintu utama yang untuk masuk itu kita harus bayar karcis dulu itu. Temenku itu dibawa ke sela-sela bus jurusan luar jawa yang masih kosong dan sedang berhenti berhenti itu, disana ternyata sudah menunggu komplotannya.
Temenku itu dikompas disana, mau minta tolong nggak ada siapa – siapa dan jauh dari keramain takuknya malah takuk diapa-apain. Akhirnya dia pasrah saja. Belajar dari pengalaman temanku itu aku selalu waspada jika ada orang yang memaksa untuk ikut dengannya, lebih baik segera masuk pintu utama, setelah lama nunggu akhirnya bus jurusan Pare ada juga, maklum saja klo sudah jam 5 sore keatas bus jurusan Pare sudah sangat jarang ditemui tidak seperti jurusan kota lain yang selalu ada sampai 24 jam.
Hiburan pengamen jalan selalu menemani, maklum saja bus ekonomi. Satu lagi tips adalah selalu bawa orang receh saat berada di bus, pernah ada pengalaman pengamen yang memaki – maki dan mengancam seorang penumpang karena tidak memberi uang pada pengamen itu. Kurang lebih tiga jam akhirnya sampai juga dirumah. Selalu ada yang istimewa jika sampai di rumah, karena ” Rumahku adalah Surgaku”.