Catatan seorang Pekerja Proyek yang juga seorang Blogger.
Lokasinya terlihat tertutup oleh pagar seng melingkar diseluruh area wilayah proyek. Ketika aku masuk, beberapa orang satpam yang telah berjaga disebelah depan pojok kiri pintu masuk itu menyambut dengan salam hangat “Selamat pagi pak”, aku tidak menyangka, wajahku yang bebifes dan terlihat masih umur belasan ini dibilang kaya bapak-bapak. But its Ok lah, karena saya pikir dengan panggilan bapak, terkesan lebih berwibawa.
Saya melangkahkan kaki lebih lanjut masuk kedalam, disana terlihat Kantor Kit Proyek, dimana pada lantai pertama digunakan sebagai kantor dan dilantai dua digunakan sebagai mess para pekerja. Disebelah kantor ini terdapat sebuah musholla dimana dinding – dinding terbuat dari triplek.
Saya masuk lewat pintu depan, beberapa langkah kemudian seperti biasanya saya absen, menekan tombol Keatas, diikuti angka 5 dan 0 kemudian dilanjutkan dengan tombol ok, saya memasukkan jari ke alat detektor, sungguh alat detektor yang baik, ketika saya mengacungkan jempol saya ke alat tersebut, dia selalu mengucapkan terima kasih.
Tempat saya berada diruang agak ke tengah dan menghadap ke arah Kepala Adkon, sementara disebelah saya ada seorang adkon yang barusan didatangkan dari Proyek Surabaya. Seperti Biasa Si Lepi Ini selalu menemani dalam mengerjakan setiap tugas – tugas diberikan kepada saya.
Diseberang saya ada mbak yang baik hati, didepannya ada mesin fotokopi jadul tapi ya masih lumayan berfungsi. Jika saya berdiri dari kursi saya, lalu berputar ke arah jam lima, saya melihat teman yang selalu membarengi saya saat berangkat bekerja, dan ketika saya menerawang lebih jauh lagi ada sesuatu yang berbeda disana.
Pernah disuatu saat saya pergi kelapangan dimana banyak orang bekerja disana, wow ternyata seru juga manjat – manjat, tapi yang paling penting harus safety fist dulu ya, jangan lupa gunakan standart keamanan yang telah ditentukan, seperti Sepatu dan Helm. Wow ternyata terbukti beberapa benturan yang terjadi saat memanjat terlindungi oleh helm, dan beberapa paku yang membahayakan dapat terhidar berkat sepatu.
Dalam suatu proyek, koordinasi antara satu bagian dengan bagian yang lainnya sangat penting. Banyak pekerja yang saling berkoordinasi, beberapa orang terlihat legam oleh sengatan matahari yang dipagi hari mungkin sangat menghangatkan. Beberapa aktifitas itu berjalan 24 jam tanpa henti dengan ketinggian beberapa puluh kaki diatas permukaan bumi, beberapa butir keringat mereka meleleh melewati alis, mata, wajah dan akhirnya jatuh ke bumi, seperti menggambarkan perlawanan menghadi tantangan dalam menjali hidup. *mungkin beberapa kalimat diatas akan membuat mual, muntah – muntah atau bahkan langsung membuat anda mulas dan kentut ditempat… karena terlalu lebay*
Kebetulan proyek di tempat saya bekerja ini, berada di kota, sehingga jika sudah waktunya pulang ya kita bisa pulang kerumah, coba bayangkan saja, jika saya ada proyek diluar pulau yang terpencil, dan baru bisa pulang setelah beberapa bulan? Meninggalkan anak istri yang kita sayangi? Yah itu menurut saya adalah konsekuensi dari profesi yang saya jalani, toh berikhtiar seperti ini juga demi memperjuangkan keluarga yang kita sayangi *sok tahu, padahal saya masih lajang*. Terkadang kehidupan di proyek juga bisa membuat authis, terlupa dari hiruk pikuk kegemerlapan dunia luar, tapi terkadang rasa jenuh itu akan hilang dengan rasa bangga, karena karya kita dapat bermanfaat bagi orang lain.
Hidup adalah pilihan dan inilah pilihan saya, saya menikmatinya.