Liga Champion musim 2021-2022 telah usai, Real Madrid didapuk menjadi juara setelah dalam partai Pamungkas berhasil mengalahkan Liverpool 1-0. Pertandingan yang digelar di stadion Stade de France yang terletak di Paris Utara, dibuka dengan sajian Pertunjukan, Camila Cabello membuka pertunjukan sampai dengan pukul 02.30 WIB, pertunjukan berakhir dan juga sebagai tanda dimulai lah partai Puncak Final Liga Champion.
Kedua Tim tampil dengan kekuatan penuh. Liverpool yang sepanjang kompetisi liga Champion bermain sangat bagus, tentu banyak diprediksi mampu menjadi juara. Namun Real Madrid tetaplah Real Madrid, sebuah tim yang memiliki mentalitas dan tradisi yang kuat di liga Champion. Liverpool dengan ciri khas permainan high press nya beberapa kali membuat kewalahan Real Madrid. Beberapa kali pemain Liverpool membuat peluang sangat membahayakan. Dipertandingan Final ini, Madrid tentunya sangat berterima kasih atas penampilan Ciamik Curtois sebagai palang pintu terakhir Real Madrid.
Curtois berkali-kali berjibaku dalam mementahkan peluang pemain-pemain Liverpool. Selain faktor Goal Keeper, penampilan Lini belakang Madrid yang dikomandoi David Alaba cs juga tampil Efektif, memberikan tekanan kepada pemain-pemain Liverpool, sehingga tak jarang bola-bola yang mendekati kotak penalti berhasil diblok dan dimentahkan. Sebenarnya Liverpool bermain lebih baik, memberikan banyak tekanan dibabak pertama, namun sayang belum bisa dikonversikan menjadi Goal. Dapat dikatakan Liverpool secara permainan lebih menguasai permainan.
Ancelotti dan Filosofi
Bermain ditekan bukan berarti hanya bertahan. Real Madrid tetaplah Real Madrid. Justru inilah keunggulan Real Madrid tetap mampu bermain tenang dan menciptakan peluang-peluang yang juga berbahaya. Sebuah gaya permainan sepak bola ala Carlitto (panggilan Carlo Ancelotti pelatih Madrid), yang banyak dikatakan orang sebagai sepak bola yang simpel namun justru dalam situasi ini sangat efektif dalam membawa kemenangan buat tim. Sebuah sinergi dari strategi yang diterapkan Carlitto. Dibelakang dan Gelandang sangat tenang mengcover dan meredam serangan Liverpool. Dapat dikatakan 4 pemain bertahan Madrid dan diback up dengan lini tengah Madrid ini sangat solid, memberikan ketenangan dalam bertahan.
Kemudian saat proses menyusun serangan atau saat melakukan serangan balik, Carlitto menempatkan dua pemain gelandang yang memiliki ketenangan saat di tekan lawan. Luka Modric dan Tony Kroos. Tim lain yang ketemu liverpool biasanya akan sulit berkembang di lini tengah karena Liverpool selalu melakukan pressing ketat. Namun berbeda dengan dua pemain ini, saat di press pun 2 pemain itu tetap bisa menyalurkan bola kedepan. Sementara Casimero Fokus dalam bertahan. Walaupun ketiga pemain ini dapat dikatakan tidak muda lagi. Namun penempatan posisi dari bertahan ke menyerang atau sebaliknya sangat rapi. Kunci Pertama kemenangan Real Madrid : Memiliki pemain tengah yang tenang saat mendapat tekanan.
Bagian Krusial kemenangan madrid adalah Bek sayapnya. Berperan sebagai mesin dalam Bertahan dan menyerang, bagian vital ini diisi sosok pemain yang luar biasa. Carvajal dapat dikatakan sebagai man of the match dalam pertandingan ini. Bermain taktis saat bertahan dan dengan cepat mambantu serangan. Jika pos ini disebut pos motor. Maka carlitto menempatkan pemain yang tepat. Pemain yang memiliki determinasi serta fisik yang kuat. Kunci kemenangan kedua : memiliki pemain yang tepat di pos motor.
Kemudian dua penyerang sayap yang masih muda dan memiliki kecepatan serta skill yang mumpuni menjadi kunci serangan balik yang cepat dari Madrid. Benzema sebagai striker utama, namun tak jarang menahan bola untuk memberikan assist. Kunci kemenangan ketiga : Memiliki penyerang dengan kecepatan.
Filosofi dalam sepak bola
Kalau kita lihat gaya permainan Carlitto ini. Dengan ciri khasnya yaitu permainan simpel, disiplin dibelakang, counter attack yang sangat cepat dan efektif, memiliki Bek sayap yang kuat bertahan dan menyerang. Pemain tengah yang tenang saat mendapat tekanan, serta penyerang yang memiliki kecepatan saat serangan balik sudah beberapa kali dijalankan di beberapa club yang dilatihnya. Filosofi sepakbola seperti ini berbeda dengan filosofi sepak bola menyerang seperti Barcelona yang menguasi bola, mengurung musuh di area belakang. Filosofi sepakbola ancelotti ini justru sangat bagus ketika ditekan oleh musuh.
Seperti halnya Final Champion 2007 saat Ancelotti menukangi AC Milan. Dalam Laga final Carlitto juga menempatkan pemain tengah yang memiliki ketenangan saat mendapat tekanan. Nama – nama seperti Seedorf, Kaka, serta Pirlo adalah pemain tengah yang dapat keluar dari Tekanan Lawan. Serta diposisi motor ada Gattuso, Oddo dan Jankulovski.