Review Pribadi Penangan Pengaduan PLN di Cilodong, Depok.
Berawal dari mengisi token Meter listrik bulanan, yang biasanya ok – ok saja kenapa tiba-tiba saat transaksi di mobile banking ada pesan gagal. Nomor meter tidak dikenali.
Ok, saya langsung mengurus keluhan via aplikasi mobile. Rumah saya di Cilodong Depok. Kemudian bikin daftar keluhan di Aplikasi pukul 17.52 WIB. Gak lama setelah ini, tepatnya 18.03 atau sekitar 11 menit setelahnya saya di WA petugas untuk segera cek perbaikan.
Petugas ijin datang ke Lokasi, minta share lock, dan langsung ditangani. Pukul 18.47 WIB sudah diselesaikan.
Saya surprise banget untuk pelayanan keluhan di Rumah saya ini. Responnya cepat, dan perbaikannya cepat. Benar – benar memberi kepuasan kepada pelanggan dalam hal penangan Komplain. Saya memberi nilai 100 untuk pelayan super prima ini.
Jaya Selalu PLN, Makin kesini makin taktis, makin praktis, makin memberi kepuasan kepada konsumen.
Ketika Vicenzo Italiano menangani Fiorentina pada musim 2021/2022, diawal kompetisi, Fiorentina menjanjikan penampilan sepak bola yang atraktif. Permainan Ball Posession, membangun serangan dari Bawah, short pass dan kombinasi long pass nya sangat menjanjikan kala itu.
Namun ketika beberapa partai berjalan. inkonsistensi terjadi pada Tim ini. Di satu pertandingan bermain sangat bagus, namun dipertandingan lain bermain jelek. Pertandingan melawan tim yang diprediksi bisa dimenangkan, Fiorentina malah bermain kesulitan dan sering kali berakhir dengan kekalahan.
Sebagai seorang pengamat dan penggemar. Maka menurut saya yang menjadi masalah tim ini adalah mentalitas, permainan tim yang tidak konsisten. Menurut saya hanya segelintir pemain saja yang bagus. Seperti Giacomo Bonaventura, sementara yang lain juga sering inkonsisten.
Walaupun menerapkan pola ball posession yang positif serta highline defensive. Namun acap kali penampilan seperti ini sangat membosankan. Banyak penguasan bola di area sendiri. Lebih banyak dilakukan build up serangan dari pertahanan, ditengah, proporsi bola di kotak penalti lawan tidak begitu banyak dan bikin bosan. Pola seperti ini akan sangat kesulitan melawan tim-tim yang bertahan.
Dan uniknya sebagian besar gol Fiorentina malah terjadi dari serangan balik, fast break, fast attack, yang sebenarnya ini bukan lah produk goal dari permainan ball posession ala Fiorentina saat itu.
Fiorentina’s Style of Play
Control the game in the opposition’s half
Possession football
Attempt through balls often
Attack through the middle
Rotate their first eleven
Play the offside trap
Yang kedua adalah tidak ada formasi bakunya Fiorentina dalam starting line up. Italiano hampir selalu melakukan rotasi pada susunan pemain yang sudah berjalan baik. Dengan alasan kebugaran, hal ini tidak seratus persen salah mengingat Fiorentina sering kali menjalani Tiga Kompetisi : Seria A , coppa dan Eropa. Namun dengan rotasi ini kadang membuat permainan tim menurun.
Walaupun Fiorentina dalam 3 tahun terakhir dapat dikatakan tim Papan Tengah (Finish peringkat 7 dan 8), namun Italiano juga mampu mengantar Fiorentina 2 kali Ke Final Conference League, walaupun dua – duanya kalah di Final.
Era Baru dibawah Palladino
Memang kita belum tahu seperti apa Fiorentina kedepan dibawah Palladino. Namun saya melakukan pendekatan dengan melihat permainan Monza musim lalu. Beberapa Highlight Monza, tentu ga sepenuhnya akurat dengan Fiorentina kedepannya.
Secara statistik, Prestasi Monza nggak Lebih Baik dari Fiorentina. Jauh dibawah memang. Awal – awal menangani Monza, Palladino sempat membuat trend positif. Namun semakin berjalan, permainan Monza Juga angin – anginan. So Kenapa Fio memutuskan memilih pelatih yang prestasinya nggak lebih baik dari Fiorentina sendiri?
Palladino Pelatih Baru
Pakem Palladino adalah 3-4-2-1, namun Palladino sendiri mengatakan bahwa dirinya adalah bukanlah seorang pelatih yang baku, artinya masih melihat sesuai komposisi tim yang ada, dirinya mengatakan masih mungkin mengganakan pakem 4-2-3-1 dan lebih melihat kondisi tim di lapangan.
Melihat jumlah Goal (39) dan kemasukan (51) sebenarnya juga statistik yang tidak begitu baik. Serta permainan yang in konsisten. Lini belakang merupakan masalah Monza, dengan pakem permainan yang offensive, jumlah goal nya sedikit dan lebih banyak kebobolannya.
Palladino sebagai pemain ditahun 2008-2011 bermain di Genoa dibawah asuhan Gian Piero Gasperini. Palladino mengakui kalau tipikal skema permainan banyak terpengaruh dari Gaya Gasperini.
Melihat Permainan monza dan highlight goal yang terjadi, monza dengan 3-4-2-1 sangat mengandalkan serangan-serangan sayapnya. Milan Djuric yang menjadi target man dengan ukuran tingginya kerap kali menciptakan goal dari Heading umpan dari Kedua winger
Selanjutnya yang saya amati, palladino menyukai skema menyerang dengan pemain yang tetap melebar intens ke depan lewat sayap (berbeda dengan pola tiki taka yang harus menjaga jarak antar pemain tetap dekat) sayap kemudian menusuk ke dalam kotak penalti maupun lewat crossing. Kurang lebih video highlight akan memberi gambaran :
Selanjutnya typikal bermain yang semi direct play, fast short pass dan long pass kedepan tidak banyak berputar-putar seperti Gaya main Italiano. Lebih banyak pressure kedepan dengan fast run sisi winger untuk menyerang lawan.
Beberapa kali Goal Monza tercipta dari tendangan Jarak Jauh. Artinya dengan metode serangan seperti ini akan lebih banyak menciptakan peluang dikotak musuh. Sepertinya sepok bola menyerang akan menjadi pattern Fiorentina.
Yang disoroti dengan skema seperti ini adalah pertahanan, Monza banyak sekali kebobolan. Seperti halnya Atalanta yang memiliki falsafah bermain yang hampir sama, Lini depan Produktif dan Lini belakang juga kobobolan cukup banyak.
Namun bila pendekatannya memang seperti apa yang saya bayangkan ini, seharusnya Permainan Fiorentina akan Fun dengan sepakbola menyerang terbuka dengan banyak goal, namun dengan sisi belakang yang selalu harus berhati – hati.