Dalam postingan saya kali ini saya akan menulis tentang apa itu harga satuan pekerjaan. Sebelum kita membahas lebih lanjut apa dan bagaimana harga satuan pekerjaan itu, saya akan memberikan contoh ilustrasi pekerjaan yang nantinya membuat kita semua memahami apa itu harga satuan pekerjaan.
Pertama yang harus anda lakukan adalah membuat analisa harga satuan pekerjaan untuk Plesteran 1Pc:4Ps dengan tebal 20 mm/m2. Dalam membuat suatu analisa harga satuan pekerjaan, dari dahulu hingga sekarang anda 3 faktor yang harus diperhitungkan, pertama adalah material, kedua adalah pekerja dan ketiga adalah alat.
Menurut analisa diatas yang diperlukan untuk membuat plesteran 1Pc:4Ps tebal 20 mm/m2, material yang diperlukan adalah cement Portland type I dan pasir pasang, untuk pekerja antara lain Mandor, Kepala tukang, Tukang batu dan pekerjaa.
Unit diatas adalah satuan untuk masing – masing item, contoh kalau semen dalam kg, pasir dalam kubik atau pekerja dalam hari. Lalu apa itu koefisien dan bagaimana cara mendapatkannya? Kita ambil satu contoh untuk cement Portland type I disana angka koefisien muncul dengan angka 7,59 maksudnya adalah untuk membuat Plesteran dengan Tebal 20 mm tiap meter perseginya diperlukan semen sebanyak 7,59 kilogram. Atau juga pada contoh Kepala tukang, disana muncul angka 0,02 maksudnya adalah untuk membuat plesteran tebal 20 mm tiap meter perseginya diperlukan kepala tukang selama 0,02 x 1hari(24jam) = 0,48 jam
Dari mana mendapatkan angka koefisien tersebut ? angka koefisien tersebut juga didapatkan dari analisa tersendiri untuk mendapatkan angka koefisien tersebut. Lebih mudahnya saya buat seperti contoh berikut : kita akan mencari asal angka koefisien pada item cement Portland, misalnya anda punya 1 zag cement dengan berat sekian puluh kilogram, untuk membuat plester tebal 20 mm seluas 1×1 meter persegi memerlukan sekian kilo semen, nah angka itulah yang keluar sebagai koefisien.
Contoh yang kedua adalah mencari angka koefisien dari pekerja yaitu 0,25 bagaimana cara mencarinya? Katakanlah anda mempunyai 2 orang pekerja, 1 jam kedua pekerja tersebut misalnya mampu membuat plesteran 20 mm seluas 1×1 m persegi sekian meter persegi. Dari jumlah sekian meter persegi tersebut akan didapat koefisien, yaitu caranya dengan membandingkan jika 2 orang pekerja dalam 1 jam mendapat sekian meter persegi, sekarang kita balik, kalau kita hanya ingin membuat 1 x 1m persegi berapa waktu pekerja yang diperlukan. Dari sini akan didapat koefisien pekerja. Biasanya Departemen PU tiap daerah mengeluarkan koefisien – koefisien ini dalam sebuah buku standart perhitungan yang diterbitkan PU, tiap – tiap daerah biasanya berbeda – beda.
Dari mana harga pada kolom harga satuan? Dalam kolom ini kalo material ya kita sebut sebagai harga beli material, kalau pekerja, ya kita sebut dengan upah. Harga ini bisa berubah – ubah sesuai harga di pasaran. Contoh harga sement saat ini tentu berbeda dengan harga semen dua tahun lalu atau harga semen pada tiga tahun yang akan datang. Begitu pula dengan upah.
Kembali lagi kemasalah di awal, bagaimana harga plesteran dinding dengan luasan 600 m2, setelah anda melakukan analisa harga satuan pekerjaan plesteran diatas, anda tentu gampang sekali menjawab permasalah diatas, kita tinggal kalikan saja antara luas dengan analisa harga satuan pekerjaan plesteran, sehingga menjadi 600 x 12600 = 7. 560.000 Rupiah.
Okelah sampai disini saja, tulisan mengenai analisa harga satuan pekerjaan, analisa harga satuan pekerjaan ini berlaku pada seluruh item pekerjaan , tidak hanya plesteran saja.
Maaf !
:pertamaxhabis:
Proyek-an ndi iki? Bar kie iso maen neng pemerintahan
wah, kalau sudah masuk hitung2an njlimet seperti ini saya tiarap deh, mas ciput, hehe … kalau bikin proposal yang ada hubungannya dg itung2an, langsung minta bantuan teman, keke ….
waah ini pelajaran yang sangat bermanfaat Pak
terimakasih ya 🙂
Yang membedakan adalah daftar harga satuan barang. Yang sulit adalah jika berada pada daerah yg penetapannya DHS nya cukup tinggi, seperti di Kukar, jika bertindak sebagai owner maka harga sebuah pekerjaan bisa jadi membumbung tinggi. Sementara kita ingin berpegang pada prinsip efisiensi dan efektif. Jika kita tetapkan dengan harga wajar, tidak semua pelaksana mau, karena sudah terbiasa dg standar harga tinggi
Blognya saya follow ya Pak
Thanks sudah berkunjung ke blog saya 🙂
analisa yang bagus bro…
*bingung mo komen apa, nggak paham civil engineering :D*
Salam
Wah Klo sudah bikin perencanaan kek gini, muluslah kerjaan, saya angkat topi Mas, beneran ga terlalu faham btw boleh dong klo saya mo bikin rumah minta tolong dihitung-hitungin, tp gratis boleh ga, ya atau ga harga temen deh *serius mode* 🙂
wah… benar2 teknis sekali nih …
mantaps …
izin : menyimpan tulisannya…
Terima kasih
wah di bookmark aja deh mas ini . kayanya perlu . tapi 10 tahun lagi kayanya mas . sekolah aja belum lulus saya mas hahaha 😀
tadi sempat ngobrol sama istri tentang rencana bikin rumah… hla kok terus baca postingan ini…
emang perlu di save as, ini.
wah memang ahlinya neeh pak. kapan2 boleh donk konsultasi
bisa minta tolong nih kalau mau bikin rumah 🙂
Bagus juga nih. Referensi kalau kapan2 bikin rumah…
sekedar informasi, di sini sudah dijual lho kalkulator khusus cat. Tinggal masukkan luas wilayah yang hendak dicat, maka langsung keluar angka berapa gallon kita butuh cat nya.
nahhh.. keluar ilmunya ciput, yg begini ini yg berguna banget bro, mantap.. mantap..
artikelnya bagus, bermanfaat ini. eh, salam kenal ya bro..
Wah keren informasinya
btw.. pekerjaan baru ya.. 🙂
Koreksi sedikit: pekerjaan yg memerlukan keahlian khusus dan sifatnya kontinyu, ditentukan oleh produktivitas tukang, bukan pekerja / kepala tukang / mandor. Dalam pek. plesteran diatas, koef. tukang batu = 0.2 artinya produktivitasnya setara dg 1/0.2 = 5 m2/hari kerja. Tenaga seharusnya perbandingannnya sama yaitu 1:1 (sesuai kenyataan di lapangan)atau koef. 0.2 bukan 0.25. Kepala tukang 1:10 atau 0.02. Mandor 1:20 atau 0.01 bukan 0.013. Lihat di blog saya yg baru http:/rabhsp.wordpress.com atau email: rabhsp@yahoo.com (lukman)
Sedikit koreksi : pekerjaan yg memerlukan keahlian khusus dan sifatnya kontinyu adalah Tukang, bukan Pekerja/Kepala Tukang/Mandor. Dalam pek. plesteran diatas, Tukang Batu adalah yg menentukan dalam produktivitas. Koef. 0.2 setara dg 1/0.2 = 5 m2/hari kerja. Pekerja perbandingannya 1:1 (sesuai kenyataan di lapangan) atau koef. 0.2 bukan 0.25. Kepala Tukang 1:10 atau koef. 0.02. Mandor 1:20 atau 0.01 bukan 0.013. Lihat di blog baru saya http:/rabhsp.wordpress.com atau email: rabhsp@yahoo.com (lukman)
@pak lukman: masukan yang sangat bagus dan semoga kita bisa banyak sharing nantinya
Tambahan: selain material, pekerja dan alat, harga satuan pekerjaan juga harus diperhitungkan terhadap metoda kerja dan kondisi/lingkungan kerja yang bisa mempengaruhi kelancaran pekerjaan. karena hal ini sangat kompleks dan bisa menjadi sangat kasuistis, maka akan lebih baik untuk dilakukan analisa sesuai dengan kondisi yang bisa mempengaruhi jalannya pekerjaan nantinya. Ini harus dilakukan agar harga yang dipakai tidak melenceng jauh dari kenyataan.
Mau manfaatin keahlian orang kok gratis, malu dikit apa